Foto: Bendera Amerika Serikat (Photo by Win McNamee/Getty Images)
Jakarta, CNBC Indonesia – Departemen Keuangan Amerika Serikat (AS) mengatakan pihaknya akan mencari pinjaman sebesar US$ 776 miliar di Kuartal IV (Q4) 2023. Hal ini terjadi saat dunia diprediksi mengalami gejolak dalam pasar obligasinya.
Angka ini lebih sedikit US$ 76 miliar dari perkiraan pada bulan Juli. Seorang pejabat Departemen Keuangan AS mengatakan pendapatan diperkirakan meningkat pada periode Oktober-Desember sebagian karena pembayaran pajak penghasilan dari California dan beberapa negara bagian lain yang ditangguhkan akibat bencana alam kini mulai mengalir ke Departemen Keuangan.
Proyeksi tersebut mendorong imbal hasil utang Treasury AS sedikit turun, dengan imbal hasil acuan 10-tahun bertahan di 4,88%. Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah, terutama surat berharga dengan jangka waktu yang lebih panjang, telah meningkat seiring dengan meningkatnya pasokan obligasi karena melebarnya defisit anggaran.
“Minat terhadap proyeksi pinjaman saat ini lebih tinggi dari biasanya,” kata Thomas Simons, ekonom pasar uang di Jeffries di New York, kepada Reuters, Selasa (31/11/2023).
“Mengingat bahwa hal tersebut tidak sesuai dengan ekspektasi, hal ini menyebabkan sedikit kelegaan di pasar,” tambahnya.
Pengumuman pada hari Senin ini muncul 10 hari setelah pemerintah mengatakan defisit anggaran fiskal 2023 akan mencapai sekitar $1,7 triliun. Jumlah tersebut meningkat sekitar US$ 320 miliar dari tahun sebelumnya.
Ringkasan http://clasicccop.com perekonomian menunjukkan bahwa pertumbuhan tetap kuat sementara inflasi mereda, meskipun angka tersebut jauh di atas target Federal Reserve (The Fed). Namun, pernyataan tersebut mengindikasikan bahwa pertumbuhan kemungkinan akan melambat tajam, turun menjadi 0,7% pada kuartal keempat dan hanya 1% pada keseluruhan tahun 2024.